Susilawati,
biasa dipanggil Susi, seorang wanita
tangguh asli Suku Anak Dalam (SAD) yang sejak berumur 15 tahun telah mulai
meninggalkan hutan dan hidup berdampingan bersama masyarakat biasa bersama
anggota rombongannya. Susilawati dan anggota rombongan Suku Anak Dalam lainnya tinggal
di Dusun Pal Makmur, Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten
Sarolangun, Jambi yang berada wilayah penyangga Taman Nasional Bukit Dua Belas
(TNBD). Susi merupakan salah satu orang rimba yang sejak awal telah
memiliki perhatian dalam bidang pendidikan yang ditunjukkannya melalui
semangatnya menjadi salah seorang pendidik di PAUD SAD Nurul Ikhlas.
Ibu dengan dua orang anak ini sejak Januari 2012 telah ikut berperan aktif dalam memperjuangkan pendidikan bagi anak-anak usia dini di wilayahnya. Fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang telah dibangun oleh PT. SAL 1 ini dijadikan sebagai jembatan bagi Susi untuk membantu anak-anak usia dini membuka cakrawala pengetahuan tentang dunia luar dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Sebagai modal dalam mengajar, Susi juga mengikuti berbagai macam pelatihan untuk guru PAUD baik yang diadakan oleh PT. SAL 1 maupun yang diadakan oleh pemerintah setempat.
Tentunya ini bukan hal yang mudah bagi Susi, untuk meyakinkan orang lain untuk
dapat diterima sebagai salah satu pendidik. Dengan latar belakang pendidikan
sebatas Sekolah Dasar, Susi “nekat”
untuk terjun langsung dalam dunia pendidikan anak usia dini bermodal keyakinan
dan kesungguhan di dalam hati. Seiring berjalannya waktu, Susi menunjukkan
kemampuannya mengayomi dan membimbing siswanya yang berjumlah 34 orang. Tidak
hanya Suku Anak Dalam, Susi juga
menjadi guru bagi anak-anak masyarakat sekitar yang berasal dari suku Jambi dan
Jawa.
Setiap pagi Susi
menjemput siswa-siswinya ke rumah mereka dan sesampainya di sekolah Susi memandikan mereka, menyisirkan
rambut mereka dan memakaikan seragam mereka dibantu oleh guru lain yang menjadi
partner mengajar. Suku Anak Dalam hingga saat ini masih belum terbiasa dengan
nilai-nilai baru yang berlaku di dalam masyarakat, salah satunya adalah
kebersihan diri. Susi dalam hal ini
membantu mereka untuk membiasakan diri dalam melakukan kegiatan kebersihan
diri, seperti mandi dan gosok gigi.
Tidak ada kata terlambat bagi Susi dalam pendidikan. Tahun lalu, menginjak usianya yang ke 27
tahun Susi mengikuti ujian paket
B setara tingkat menengah pertama untuk
menyambung pendidikannya yang dulu berhenti karena permasalahan ekonomi
keluarga. Susi telah menjadi teladan
bagi Suku Anak Dalam lainnya untuk memajukan suku mereka sendiri. Kemampunnya
untuk membina dan membimbing anak-anak Suku Anak Dalam dan masyarakat suku
Jambi dan Jawa telah dibuktikannya dengan kesungguhan hati.
Susilawati,
sosok Suku Anak Dalam yang memiliki semangat perubahan ke arah yang lebih baik
semoga dapat menjadi contoh bagi guru-guru di penjuru Indonesia. Bermodalkan
keyakinan dan kesungguhan, Susi tetap
bersemangat walaupun sulit untuk tetap mempertahankan keyakinan dan kesungguhan
itu sendiri.
by Thresa Jurenzy
by Thresa Jurenzy
0 comments:
Post a Comment